Gambar: http://ryandhikapunya.blogspot.com/2012/03/tanah-abang-tempo-doeloe-dan-masa-kini.html |
Aku mengenal
Tanah Abang juga baru menjelang tahun-tahun perkuliahan hampir berakhir. Sebelumnya lebih
senang berkunjung ke PGC atau Pasar Senen yang lebih dekat dengan tempatku
bermukim. Tetapi semenjak itu hati tidak sanggup beralih lagi. Agak jauh dan selalu ramai memang tapi tanpa
sadar hatiku terlanjur jatuh hati pada
pusat grosir terbesar itu. (LEBAY,^^)
Meski ada angkutan rute lain yang bisa jadi alternatif tetapi naik Kopaja 502 menjadi pilihan utamaku. Kenapa? Selain tidak perlu naik turun oper, bayar 4000 rupiah PP juga menjadi pertimbangan penting bagi anak kosan macam diriku ini.
Terakhir kesana pasar tersebut dalam keadaan sedang direnovasi untuk pembukaan blok baru, yaitu blok B. Meski sudah dalam tahap penyelesaiaan tapi aku dan teman-teman sempat berfoto-foto. Yang ada dalam foto ini adalah salah satu teman kuliah yang berasal dari tanah Minang. Kebetulan pada kesempatan kali itu aku pergi bertiga.
Jangan
bayangkan keadaan Pasar Tanah Abang selayaknya pasar pada umumnya. Meski ada
beberapa bagian yang becek tapi untuk Blok A dan B dia berbeda dari pasar pada
umumnya. Tempat ini lebih bersih daripada sebuah pasar (tapi jika
dalam kondisi sepi seperti foto di samping yah)
Selain
berburu sandang, ada hal lain yang selalu sempat kulakukan ketika kaki ini
menapak di pusat grosir terbesar ini. Es dawet elizabeth yang terletak di
lantai 7 blok A selalu menjadi santap siangku. Rasanya maknyos sekali, cuma
7000 rupiah sajo...sudah kenyang.
Menjelang tibanya hari penempatan aku semakin sering berkunjung kesana. Tentu saja bukan karena banyaknya uang yang melimpah di kantong tapi lebih karena alasan sebagai bekal menuju ke pedalaman Sulawesi nantinya. Terlalu lebay mungkin pemikiran semacam itu karena ternyata di Makassar pun aku bisa menemukan barang-barang serupa. Yah, meski dengan harga yang jauh lebih mahal sekali dibandingkan di Jakarta. (TAPI GW PENEMPATANNYA KN DI KABUPATEN YANG JARAKNYA JAUH DARI MAKASSAR SAWDARA2...)
Dan akhirnya tepat 7 Mei 2011 aku harus ikhlas menyampaikan salam perpisahan pada Tanah Abang tercinta. Sampai saat ini pun aku masih sering merindukan serta kelak berharap bisa kesana lagi, huhuhuhu....(terutama es dawetnya {^_^})
Menjelang tibanya hari penempatan aku semakin sering berkunjung kesana. Tentu saja bukan karena banyaknya uang yang melimpah di kantong tapi lebih karena alasan sebagai bekal menuju ke pedalaman Sulawesi nantinya. Terlalu lebay mungkin pemikiran semacam itu karena ternyata di Makassar pun aku bisa menemukan barang-barang serupa. Yah, meski dengan harga yang jauh lebih mahal sekali dibandingkan di Jakarta. (TAPI GW PENEMPATANNYA KN DI KABUPATEN YANG JARAKNYA JAUH DARI MAKASSAR SAWDARA2...)
Dan akhirnya tepat 7 Mei 2011 aku harus ikhlas menyampaikan salam perpisahan pada Tanah Abang tercinta. Sampai saat ini pun aku masih sering merindukan serta kelak berharap bisa kesana lagi, huhuhuhu....(terutama es dawetnya {^_^})
nice post..:)
BalasHapusmakacih :D
Hapus